2 Years Without Rain 7

2 Years Without Rain © Sherry J.

Chapter (7)

Starring : Cho Kyuhyun and Seo Joohyun

Genre : Family, Romance

Standart disclaimer applied

Maaf sekali buat typo yang berceceran, Happy Reading!!

2 Years Without Rain 7

Malam menunjukan waktu 12 lebih 5 menit ketika Seo Joohyun masih saja setia duduk berdiam diri di ruang tengah apartemen mungilnya. Masih tetap dengan posisi yang sama –meringkuk memeluk lutut- selama satu jam terakhir, Joohyun sekali lagi menyentuh bibir nya, sebelum akhirnya menenggelam kan wajah di lekukan ke dua lutut kaki nya.

Mungkin ada yang salah dengan otak nya, mungkin ia terlalu marah karena semua perkataan Yonghwa tadi sampai ia tak bisa berpikir jernih. Ya pasti begitu, pasti hal itu yang membuatnya sampai membalas ciuman singkat Cho Kyuhyun tadi.

“Demi Tuhan Seo Joohyun, apa yang sebenar nya kau lakukan?” erang Joohyun entah pada siapa, gadis itu lantas mengubah posisi duduknya menjadi terlentang di sofa berlengan milik nya, menatap langit-langit apartemen nya yang bercat putih.

Masih teringat dengan begitu jelas di benak nya, bagaimana cara pria itu memandang nya. Bagaimana pria itu meraih tengkuk nya, dan bagaimana ekspresi pria itu ketika dia mendekatkan wajah pada nya.

“tidak mungkin” Joohyun menggeleng cepat ”mana mungkin ada seorang gadis yang jatuh cinta hanya gara-gara sebuah ciuman?”. Tanya Joohyun lebih pada dirinya sendiri. Tidak, ia tidak mungkin menyukai Cho Kyuhyun hanya gara-gara pria itu mencium nya tanpa seijin nya. Hanya karena dia membalas dengan sebuah kecupan singkat.

Ya benar, itu terdengar konyol bagi Joohyun. Ia baru berkenalan dengan pria itu selama sebulan, tak mungkin Joohyun bisa begitu cepat jatuh cinta pada nya. Ia hanya kaget mendapat ciuman tiba-tiba itu. Ya hanya itu.

Tapi sial, mengapa walau sudah berulang kali Joohyun mengingatkan kepala nya agar tidak memikirkan hal itu, maka jantung nya semakin memompa gila-gilaan karena peristiwa itu justru semakin terbayang nyata di benak nya?

“Oh Tuhan” desah Joohyun lirih, sebelah tangan nya tanpa ia sadar memegang tempat di mana jantung nya berada “lalu apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan nya esok hari?”

XxXxXxxxXX

Cho Kyuhyun menatap diam-diam Seo Joohyun yang tengah berdiri disamping salah seorang dokter ortopedi yang tengah memeriksa Joon hyung, gadis itu tampak mencatat di clipboard setiap perkembangan putranya yang dokter senior itu katakan .

“baiklah” ujar sang dokter ortopedi dengan nada bosan “kalau seperti ini lusa dia sudah boleh pulang, tapi tangan nya masih harus dibebat untuk mencegah adanya gerakan otot yang memungkinkan cidera nya kambuh.”

“dokter Seo” gadis itu menoleh pada dokter tambun berkumis tipis itu “ya dok?”

“segera hentikan penggunaan obat penghilang rasa sakit, namun pastikan dia tetap meminum antibiotik nya. Aku rasa dia sudah boleh pulang jika ia tidak lagi merasakan nyeri dan pusing seperti kemarin lusa, tapi dia harus tetap membebat tangan nya dan mengganti perban nya disini, kurasa 2 minggu sekali bukan masalah. Jadi pastikan juga tentang jadwal kontrolnya”

“ya dok”

“baiklah kalau begitu saya permisi” Kyuhyun mengangguk pada sang dokter, Dan kembali memfokuskan dirinya pada dua orang di depan nya.

“bagaimana perasaan mu? Sudah tidak merasa pusing dan mual lagi?” tanya Joohyun sambil memeriksa tekanan darah bocah kecil dihadapan nya

“tidak terlalu”

“bagus sekali, tekanan darahmu normal, kalau begitu apa yang semalam Joon makan? Apa kemarin joon makan terlambat?”

“ya begitulah, ayah datang agak lama saat membelikan sandwich makan malam ku kemarin”

Kyuhyun bersumpah ia melihat gerakan tangan Joohyun sempat terhenti di udara ketika mendengar jawaban putranya barusan. Ia kini bahkan bisa melihat rona merah di pipi gadis itu sekarang.

“Ehem” Kyuhyun berdeham pelan “lalu bagaimana dengan kondisi Joon hyung, dokter?”

“apa yang Joon hyung rasakan kemungkinan disebabkan karena telat makan, dokter dengar Joon hyung tidak menyentuh makanan yang di hidangkan oleh rumah sakit ya?” tanya Joohyun segera, tanpa menoleh pada Kyuhyun.

“aku tidak suka bubur disini”

“tapi kalau Joon tidak makan dengan baik, maka Joon hyung akan semakin lama tinggal disini”

“memangnya ada yang salah dengan itu?” perhatian Kyuhyun sontak fokus pada putra sulungnya “apa dokter juga tidak suka jika aku berada disini?”

Mendengar pertanyaan itu membuat Kyuhyun tertegun, tanpa ia sadari dirinya telah mencengkram pinggiran ranjang rumah sakit itu kuat-kuat. Ia tahu betul apa maksud putranya yang sebenarnya.

“tentu saja dokter tak suka”

Kyuhyun menoleh pada Seo Joohyun yang kini tengah berkacak pinggang, pura-pura marah pada putra nya. “tentu dokter tak suka jika Joon berada disini, dokter tidak suka melihat Joon sakit. Akan menyenangkan jika kita bertemu dalam keadaan sehat dan bahagia bukan, dan melihat Joon sakit tentu tidak membuat dokter bahagia”

Putranya terlihat terkejut mendengar pengakuan dokter dihadapan nya itu, pada awalnya bocah itu membuang muka nya sebelum perlahan menatap Seo Joohyun.

“baiklah, tapi aku tak suka bubur labu, aku lebih suka bubur abalon”

Dan ketika ia melihat dokter muda di hadapanya itu tersenyum lembut pada putra kembarnya. lagi, Cho Kyuhyun seolah melihat sosok istrinya lah yang kini tengah mengacak bangga rambut putranya.

XxXxxX

“kau melamun lagi sayang”

Joohyun sontak menoleh kearah suara lembut di hadapan nya itu, membuyarkan lamunan nya seketika.

“ada apa? Apa ada masalah di rumah sakit?” Joohyun menggeleng sambil tersenyum simpul ”apa ada hubungan nya dengan Yonghwa?”

“ibu” sela Joohyun cepat “sudah kukatakan kan, jangan menyebut dia lagi, kami sudah putus”

Sosok paruh baya di hadapan Joohyun itu menghela nafas, memandang pasta di piring putri nya yang hanya tersentuh sedikit “lalu kenapa kau melamun sambil memandang jendela begitu? Kau bilang ingin pulang karena merindukan masakan ibu, lalu kenapa hanya diam dan tak menyentuh makanan mu? ceritalah pada ku sayang, mungkin ibu bisa memberikan saran padamu atau sekedar menjadi pendengar yang baik”

Joohyun terdiam sejenak, ia memang sengaja pulang ke rumah karena suasana hatinya yang cukup buruk belakangan. Ia sudah berusaha mengalihkan pikiran nya dengan membaca buku, menonton film bahkan dengan memakan nyaris satu cup besar ice Cream rasa vanila favorit nya, namun nihil. Mood nya buruk nya itu bertahan sampai 2 minggu terakhir sampai ia sendiri tak tahu lagi ia harus bagaimana.

Maka disinilah ia sekarang. Berada di ruang makan di rumah keluarga nya di Incheon sambil menatap kosong kearah jendela yang terhubung langsung dengan taman belakang, Mungkin saja kan, sebenarnya ia rindu rumah nya sehingga membuat mood nya memburuk. Tapi sepertinya tidak begitu, karena justru ketika ia sudah dihadapkan dengan masakan lezat ibu nya ia malah tak menyentuh nya sedikitpun.

Diam diam Joohyun menghela nafas, mungkin benar ia butuh bicara dengan seseorang. mungkin dengan cara itu ia bisa meredakan segala perasaan yang kini membuat nya merasa bingung.

“kau tau sayang, meskipun aku bukan ibu kandung mu tapi kau bisa percaya padaku. Kau tahu betapa aku sangat menyayangi mu bukan?”

“Ibu!!” Tukas Joohyun setengah tak percaya “jangan pernah berpikir yang macam-macam, aku menyayangimu selayak nya anak pada ibu nya, dan jangan berbicara seperti itu lagi, atau aku akan marah padamu.”

Wanita itu tersenyum mendengarnya, lalu meraih tangan Joohyun yang ada disamping piring pasta nya, “baiklah, maafkan ibu, kalau kau belum mau bercerita pada ibu tak tidak papa, tapi kau harus tau bahwa ibu bisa mendengarkan keluh kesah mu kapan saja, sekarang makanlah, ibu akan membersihkan dapur terlebih dahulu”

Lalu sosok yang sudah begitu lama menjadi ibu nya itu bangkit berdiri dan berjalan melewati Joohyun hendak menuju dapur, namun gerakan itu terhenti karena Joohyun memegang pergelangan tangan ibu nya dan memandang wajah wanita itu lama, sebelum akhirnya berkata dengan agak ragu. “mungkin aku.. ingin bertanya pada ibu, tapi bisa kah kita tidak bicara disini? Aku takut kalau ayah pulang nanti dan mendengar kita, bisa kah?”

Wanita itu memberikan senyum menenangkan nya pada nya, sebelum berkata, “tentu saja, ibu jamin ayah mu tidak akan tahu jika benar ini adalah urusan wanita seperti yang ibu bayangkan, ayo ibu ingin tahu apa yang membuat putri ibu jadi galau begitu”

XxXxxXxxX

“jadi.. bagaimana menurut ibu?” tanya Joohyun akhir nya, menatap sosok ibu nya yang kini berbaring tepat disebelah nya.

“tunggu sebentar” ujar nya “ibu akan memperjelas semua nya, jadi saat ini ada pria yang tengah –mendekatimu—“

“—tidak persis seperti itu ibu, dia tidak mendekatiku seperti layak nya seorang pria yang tertarik pada wanita, dia hanya—“

“—dia hanya begitu baik padamu.. menenangkan mu saat kau merasa kacau karena Yonghwa yang berselingkuh, membelamu sedemikian rupa saat kau bertengkar dengan pria itu dan hal-hal kecil momen kebersamaan kalian begitu kan?”

Joohyun mengangguk pelan. Ibu nya sudah merangkum cerita nya dengan begitu sempurna.

Ibu nya kini menatap putrinya penuh arti, sebelah tangan nya terangkat guna merapikan anak rambut Joohyun yang menutupi wajah nya. “dan yang membuat mu semakin bingung, setelah kejadian di mana pria bernama Cho Kyuhyun itu mencium mu 2 minggu yang lalu, kalian tak pernah berkomunikasi setelah nya karena putra pria ini yang juga pasien mu sudah keluar dari rumah sakit, Begitu?”

“Ya” ujar Joohyun pelan “tapi entahlah bu, maksud ku, pada awal nya aku sendiri merasa tak tahu apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan nya setelah kejadian itu, jadi ketika secara tak sengaja kami bertemu saat aku memeriksa putranya aku hanya berkata seperlu nya tanpa basa-basi apapun, jadi aku sendiri tak tahu apakah pria itu akan menyinggung tentang hal ini atau tidak”

“lalu kenapa kau begitu merajuk seperti ini saat pria itu tak menyinggung masalah ciuman kalian? Sayang, itu bukan ciuman pertama mu kan?” Joohyun merasakan pipinya memerah karena malu mendengar pertanyaan itu, sampai ia menyadari sesuatu, benar , itu bukan ciuman pertama nya, lalu kenapa ia bertingkah seperti seorang remaja yang ciuman pertamanya direbut oleh pria yang tak seharus nya sih?

“apa kau menyukainya sayang?” pertanyaan sederhana itu kontan membuyarkan lamunan nya

“entahlah, aku sendiri juga tak tahu” jawab Joohyun lirih, Gadis itu kini semakin menguburkan wajah nya di bantal kasurnya, sampai sesuatu tiba-tiba terlintas di benak nya “ibu tidak marah dengan status pria itu?” tanya Joohyun takut-takut.

“memang nya kenapa? Kau takut ibu akan marah pada mu karena menaruh perasaan pada seorang duda?”

“ibu” rengek Joohyun lagi “aku tidak menaruh perasaan pada nya, aku hanya.. aku hanya bingung dengan semua perlakuan nya padaku, aku—“

“merasa heran mengapa pria itu seperti tak menganggap ciuman kalian pernah terjadi dan malah pergi begitu saja?”

Joohyun mengerjapkan mata nya sebelum bergumam “ ‘mungkin’ “ dengan pelan.

“ibu tidak akan berkomentar apapun tentang status dari pria yang sedang kita bicarakan ini, tapi jika kau memang merasa semua yang kau alami itu telah mengganggu perasaan dan pikiran mu, mengapa kau tidak pergi menemui nya dan bertanya langsung pada nya”

“ibu tahu ini terdengar konyol, menanyakan alasan mengapa seorang pria mencium mu begitu saja tanpa ada penjelasan, tapi Joohyun yang ibu kenal adalah Joohyun yang jarang terganggu pada hal yang sekira nya tak perlu ia cemaskan begitu dalam. Kecuali hal itu memang benar-benar menyita seluruh pikiran nya, dan karena tampak nya hal itu sudah benar-benar mengganggu putri kesayangan ibu, kenapa tidak kau tanyakan saja pada nya, tanya dengan cara yang halus dan tidak kentara.”

Joohyun mengginggit bibir nya, ibu nya benar, seminggu terakhir mood nya benar-benar naik turun, Tuhan,, tidak hanya ayah nya yang membuat nya gila karena memikirkan nya, tapi hal itu juga disebabkan karena dirinya—

“sayang” panggil ibu nya pelan “kau bilang pria itu mempunyai anak kan? Apa kau juga mengenal anak pria itu dengan baik?”

—merindukan Joon Hyung dan Jihyun yang sudah lama tidak ia temui.

Perlahan Joohyun menatap mata teduh milik ibu nya, tiba-tiba terselip perasaan khawatir ketika pertanyaan itu sang ibu lontarkan. “ibu.. bisakah ibu berjanji, jangan katakan apapun tentang hal ini pada ayah ya? Aku mohon”

Wanita itu memandang sejenak wajah putri kesayangan nya, sebelum akhirnya mengulurkan tangan nya untuk memeluk sosok yang sudah nyaris seperti darang daging nya sendiri. “tentu, tentu ibu tak akan memberitahukan hal ini pada ayahmu, ibu tahu apa yang tengah kau pikirkan sekarang sayang. Tapi satu yang perlu kau ingat, siapa saja yang berani menyakitimu akan berhadapan langsung dengan ayah dan ibumu. Ibu bisa saja memaki Yonghwa ketika ia sedang bekerja di rumah sakit jika ibu tidak ingat hal itu akan mempermalukan putri ibu sendiri karena kalian bekerja ditempat yang sama, oleh sebab itu saat itu ibu lebih suka jika memanggilnya ke kedai kopi dan menyiram nya dengan Americano super pekat dengan banyak gula di dalam nya.”

Mau tak mau Joohyun tertawa geli mendengarnya.

XxXxXXXxXx

Hari sudah semakin senja dan Cho Kyuhyun masih saja sibuk merutuki bagaimana segala nya berjalan tidak baik hari itu. pada awalnya ia masih baik-baik saja ketika sekertarisnya memberitahunya bahwa ada salah seorang klien nya yang protes akibat pembangunan ventilasi yang ternyata tak sesuai dengan apa yang pria itu harapkan, Kyuhyun tidak berkelit, tentu saja. Hal itu bisa ia selesaikan karena pada dasarnya klien itu lah yang tak mengindahkan apa yang dikatakan nya dan tetap berpegang teguh dengan desaign rancang bangun yang ia inginkan, meskipun Kyuhyun sudah berulangkali mengingatkan apa penyebab nya.

Maka masalah itu selesai, walaupun Kyuhyun harus melakukan debat yang cukup panjang dengan klien berhidung bengkok itu.

Yah,, seharusnya label hari ini tidak begitu buruk kalau saja ia tak, err—sebut saja berdebat dengan buah hati nya sendiri. Cho jihyun. Yang pada akhirnya berujung pada si gadis kecil yang kini tengah merajuk tak ingin bicara pada ayah nya selama beberapa jam terakhir. Dan seakan tidak bisa lebih buruk lagi, kini mobil yang Kyuhyun kendarai mogok di pinggir jalan ditengah hujan badai di musim gugur begini.

Rasanya Kyuhyun benar-benar ingin memaki seseorang saat itu juga.

Maka akhirnya sekretaris nya lah yang terkena amukan nya. “aku tak mau dengar alasan apapun Yoon Do Joon” ujar Kyuhyun dengan gigi yang menggemertak “yang pasti cepat panggilkan siapapun untuk menjemput ku dan anak-anaku di dekat halte bis dekat Daejoon Health Hospital sekarang!!”

Dengan ganas Kyuhyun menutup sambungan telepon nya, ia tahu ia terdengar seperti orang yang buruk sekarang. Saat ini cuaca begitu buruk, hujan yang cukup lebat disertai angin yang kencang, tapi ia tak tahan untuk tidak memuntahkan emosinya dan pilihan nya jatuh pada sekretaris nya yang malang.

Kyuhyun menghirup nafas nya pelan-pelan sebelum akhirnya melirik dari kaca spion putri kecil nya yang tengah memandang keluar jendela mobil dalam diam. Sama sekali tampak tak berpengaruh ketika mendengar sang ayah marah-marah pada orang lain ditelpon barusan. Seakan ia tak mendengar ayahnya sama sekali, menganggapnya tak ada. Ciri khas yang Kyuhyun pahami saat putrinya itu marah pada nya.

Kyuhyun mengerang frustrasi. Bagaimanapun sebenarnya ia lah yang salah pada putrinya itu. jadi Kyuhyun sendiri merasa bersalah pada nya dan juga si sulung Joon hyung yang walaupun tak berkomentar tapi ia yakin bocah itu pasti berpihak pada adik nya.

“Oppa, bukan kah itu dokter Joohyun?”

Kyuhyun, yang walaupun bukan subjek yang diajak bicara oleh putrinya, kontan ikut menoleh kearah yang Jihyun tunjuk barusan, benar saja, dokter muda itu tampak tengah berjalan ditengah kencang nya hujan angin dengan balutan syal tebal yang melilit leher dan coat cokelat yang nyaris basah. Oh dan jangan lupakan juga payung besar yang gadis itu pegang di tangan kanan nya.

Untuk sepersekian detik Kyuhyun merasa kagum bagaimana keteguhan gadis itu berjuang melawan badai dan pulang sendiri alih-alih menunggu sampai badai reda di rumah sakit tempatnya bekerja.

Kyuhyun masih bergelut dalam pikiran nya, sampai ia melihat Jihyun sudah membuka jendela mobil dan meneriakan nama dokter itu keras-keras “Dokter Joohyun”

Gadis itu menoleh, walaupun tidak terlalu terdengar karena jelasnya hujan namun Kyuhyun tahu gadis itu menggumamkan nama putrinya dengan agak terkejut. Sebelum akhirnya menghampiri ke tempat di mana Kyuhyun memarkirkan mobil nya.

“ ‘oh tidak, jangan lagi’ ” batin Kyuhyun dalam hati

“Jihyun-ah, Joon hyung-ah. Apa yang kalian sedang—oh, anyeong haseyo”

Kyuhyun hanya menyunggingkan senyum kaku yang pasti terlihat aneh saat gadis itu menyapa nya, “kenapa kalian bisa ada disini?” tanya gadis itu lagi sambil menatap kedua buah hati nya heran.

“kami terjebak di sini karena mobil appa tiba-tiba mati, kami tidak bisa pulang sekarang padahal di sini dingin sekali” Kyuhyun tak bisa berkomentar kerena pada dasarnya apa yang dikatakan putrinya itu benar ada nya.

“apa tidak ada cara agar kalian bisa keluar dari sini? Bagaimana kalau menelepon taksi?”

“kami sudah menunggu taksi dari satu jam yang lalu tapi tak ada satupun yang lewat disekitar sini” mau tidak mau Kyuhyun sedikit terkejut karena Joon lah yang menjawab pertanyaan Seo Joohyun barusan.

“kalau begitu apa kalian mau berteduh di apartemen dokter Joo? Di dalam sana pasti dingin sekali karena pemanas mobil nya tidak nyala, kalian bisa sakit jika lebih lama lagi berada di sana” dan seolah baru menyadari keberadaan Kyuhyun di antara mereka, gadis itu buru-buru menambahkan “tentu saja jika ayah kalian tidak keberatan”

Kyuhyun mendesah dalam hati ketika kedua buah hati nya kini tengah menatap nya dengan pandangan menuntut. Menyerah, karena kalau boleh jujur Kyuhyun juga merasa kedinginan dan lapar, maka mau tak mau kata-kata itu terlontar juga dari mulut nya.

“baiklah, asalkan kalian berjanji untuk tidak merepotkan dokter Seo Joohyun”

Jihyun bersorak gembira dan dengan segera mengambil payung berukuran sedang yang ada di kursi belakang. “kalau begitu aku dan Joon Oppa akan memakai payung yang lebih kecil sedangkan appa dan dokter Joo akan memakai payung yang sama ya, bagaimana?”

Kyuhyun tak bisa berbuat apapun selain menghela nafas mendengar celotehan ceria putrinya barusan.

xXXXXxxx

Seo Joohyun merutuki jantungnya yang terus bedebar tak karuan. dalam hati ia memarahi dirinya sendiri, mengapa hanya karena pria itu berjalan disampingnya dan mengambil alih payung nya saja dapat menyebab kan jantungnya berdebar tak wajar.

tentu saja ketika si kecil Jihyun mengemukakan ide nya agar dirinya lah yang berpayungan dengan ayah nya ia menolak, sungguh bukanya apa-apa, namun Joohyun tak ingin kejadian awkward setelah adegan kissing beberapa minggu yang lalu terjadi. tapi apa mau dikata, apa yang dikatakan gadis kecil itu ada benarnya.

jika pria itu berpayungan dengan Joon hyung menggunakan payung kecil seperti itu maka belum sampai ke apartemen Joohyun pun mereka pasti akan basah kuyup.

“Joohyun ssi”

Joohyun menoleh, mungkin ekspresi kaget itu begitu terpeta jelas di wajah nya, karena kemudian pria itu bertanya dengan ragu “tidak papa kan jika aku memanggil nama tengah mu?” lucu, batin Joohyun dalam hati; ia sendiri baru menyadari, mereka sudah berciuman, namun baru kali ini pria itu memanggil nama tengah nya, bukan nama marga nya.

“—ya, tidak masalah” jawab Joohyun pelan.

Hening, Pandangan kedua pasang manusia berlainan jenis itu terarah pada payung biru Joon hyung dan Jihyun yang berjalan tepat didepan mereka.

“Joohyun ssi” ujar Joohyun akhir nya, berusaha menaikan volume suara nya di tengah deras nya hujan yang mengguyur “kau akan benar-benar basah jika terus menjauh begitu, maaf kan aku” yang terjadi kemudian, pria itu merangkul pundak nya agar lebih mendekat kearah nya dan terhindar dari hujan yang memang deras itu.

Ini aneh, pikir Joohyun. Lengan kiri coatnya yang kebas terkena air hujan kini terasa hangat karena tangan pria itu yang merangkulnya. Dan ketika beberapa detik kemudian tangan pria itu telah membebaskan rangkulan nya. mau tak mau Joohyun menyadari sensasi dingin yang ia yakin tak ada hubungan nya dengan coat nya yang basah.

“dokter Joo” seru Jihyun yang kini menoleh kearah mereka “bukankah gedung didepan adalah gedung apartemen milik dokter Joo?” Joohyun hanya bisa terrsenyum menanggapi nya, merasa tak pernah sebahagia itu ketika melihat apartemen nya yang sudah mulai dekat sebelum nya.

XxXxXxX
“bagaimana, tidak terlalu buruk kan? Ini lebih baik dari pada memakai baju kalian yang basah”

Seo Joohyun tak bisa menyembunyikan senyum geli nya saat melihat 2 bocah cilik Joon dan Jihyun kini keluar dari kamar tidur nya dan mengenakan jubah mandi nya yang terlihat kebesaran ditubuh mereka. Si kecil Jihyun sudah ribut dengan berceloteh ingin punya jubah mandi kelinci merah muda yang sama dengan kepunyaan nya, sedangkan si sulung Joon Hyung mengernyitkan dahi nya melihat jubah mandi bercorak hello kitty yang ia pakai.

“kalian tenang saja, pakaian kalian sudah dokter cuci tadi dan sudah dokter keringkan, semoga saja kering nya tidak lama” ujar Joohyun lagi yang masih merasa ingin tertawa melihat ekspresi Joon hyung yang cemberut. Bocah itu imut sekali. Gumam Joohyun dalam hati.

“wah appa terlihat seperti anak muda kalau memakai baju seperti itu” Joohyun kontan menoleh atas seruan Jihyun barusan dan mendapati Cho Kyuhyun berjalan keluar dari kamar nya mengenakan kaos Channel hitam dan celana santai selutut abu-abu milik adik laki-laki nya Bobby.

“syukurlah ternyata pas, ternyata kalian satu ukuran”

“Ya, terimakasih. Walaupun sebenarnya agak sedikit sesak di bagian perut”

“itu karena appa butuh diet dan olahraga” sahut Joon hyung.

“perut appa buncit, seperti bola sepak milik kak Joon hyung” sambar jihyun. Sebuah senyum geli lantas tercipta dibibir Joohyun melihat Cho Kyuhyun yang bersiap beradu argumen dengan kedua putra putri nya.

“sudah sudah, kalian pasti lapar kan? Ini sudah hampir waktu nya makan malam. Apa ada yang ingin kalian makan?”

“benar perutku lapar” ujar Joon hyung sambil melihat kearah perut nya “aku ingin makan yang hangat-hangat”

“hei hei kalian ini, itu akan merepotkan dokter Joohyun”

“dokter Joo tidak repot kok, err ya kan dok?” Joohyun mengangguk pada jihyun lengkap dengan cengiran geli nya “lagi pula kami lapar ayah, memang nya ayah tidak lapar?” ganti si sulung Joon Hyung yang protes.

“Heii, bukan nya barusan kalian yang menyuruh ayah untuk diet?”

Begitulah, perdebatan ayah dan kedua anak nya itu mungkin akan terus berlanjut jika Joohyun tidak segera berdeham dan menengahi “sudah sudah, berdebat tidak akan membuat perut kenyang. Jihyun sayang, mau menemani dokter Joo menyiapkan makan malam?” Jihyun langsung melompat dari sofa ruang tengah nya dan berjalan menghampiri nya. “terimakasih, dan untuk kalian berdua. Err, kalian bisa tetap disitu atau apapun, makan malam akan segera siap. 30 menit mungkin?”

XxXxxxxxxX

Takdir. Mungkinkah itu yang terjadi sekarang pada nya dan kedua anak-anak nya? Cho Kyuhyun, nyaris sepanjang 29 tahun kehidupan nya, selalu percaya bahwa takdir adalah apa yang ia telah perbuat. Kerja keras nya, kemauan nya, dan usaha nya lah yang akan membentuk takdir itu sendiri.

Namun sepertinya gadis itu adalah pengecualian.

Kyuhyun selalu berusaha sebisa mungkin agar tak menyeret gadis itu lebih jauh dalam kehidupan nya. ia, tentu sadar bagaimana status nya, bagaimana keadaan anak-anak nya dan lebih dari semua itu, bagaimana perasaan cemas yang melanda diri nya jika ia teringat istri nya ketika melihat gadis itu tersenyum pada Joon dan Jihyun.

Cho Kyuhyun menghela nafas nya, memandang jendela kamar tamu apartemen Seo Joohyun yang basah karena hujan diluar, dalam hati ia merutuk, jika bukan karena hujan yang masih betah mengguyur ini, mungkin ia sudah berada diapartemen nya sendiri dan terlelap di sana. Namun apa daya, hujan di sana masih sama deras nya dengan sore tadi meskipun minus angin kencang. Kyuhyun sendiri akan heran jika keesokan harinya Seoul direndam banjir saking lama nya hujan hari ini.

Sekali Cho Kyuhyun menghela nafasnya, merapikan selimut putra nya dan berjalan menuju keluar kamar tamu itu. langkah kaki Kyuhyun lantas terhenti ketika melihat punggung sosok seseorang di dapur. dengan temaram nya pencahayaan mata Kyuhyun menyipit. ‘oh tentu saja, siapa lagi.’ Batin Kyuhyun dalam hati.

“Ya Tuhan Cho Kyuhyun ssi, anda mengagetkan ku”

Kyuhyun melemparkan senyum nya (yang mungkin tak terlihat akibat penerangan didapur yang tidak terlalu terang) sebelum bertanya pada si empunya rumah “sedang apa?”

“membuat teh camomile, teh camomile sangat baik untuk meredakan stres dan relaksasi, err anda mau?” tanya Seo Joohyun ragu.

Menggedikan bahu dengan santai Kyuhyun menjawab “kalau tidak merepotkan”

“tidak, aku membuat satu mug besar tadi” gadis itu berkata sambil menuangkan teh kedalam cangkir nya sendiri dan menunjuk kearah meja makan pada Kyuhyun “duduk lah, anda harus menikmati teh ini dengan santai agar lebih terasa manfaat nya”

Kyuhyun menurut dan menarik kursi meja makan perpelitur kayu itu sambil menggumamkan terimakasih. Dihirup nya pelan-pelan teh beraroma khas itu dan seketika gelenyar hangat yang menyenangkan memasuki lambung nya secara perlahan.

“bagaimana? Apa sudah lebih baikan?”

Kyuhyun mendongak kan wajah nya, menatap wajah Seo Joohyun yang kini duduk di hadapan nya sambil tersenyum. Melihat itu Kyuhyun terpana selama beberapa detik sebelum akhirnya ia bisa menguasai dirinya dan kembali menjatuhkan pandangan nya kearah lain.

“ya, rasa nya hangat dan rileks seperti kata mu. terimakasih”

“sepertinya anda sudah—“

“tidak usah bicara begitu formal padaku Seo Joohyun ssi, kita berada diluar rumah sakit kan saat ini”

Kyuhyun melihat gadis itu mengerjapkan mata nya beberapa kali, disusul kemudian pipinya yang tiba-tiba merona sebelum akhirnya berdeham dan bicara “err, baiklah. Syukurlah kau menyukainya Kyuhyun ssi”

Kyuhyun mengangguk sebelum akhirnya hening.

Hening yang lain.

Dan Hening yang lain.

Sampai akhirnya gadis itu menemukan suara nya, “sebenarnya saat hendak tidur tadi Jihyun sempat bercerita pada say— pada ku jika ia tidak ingin pindah bersama dengan bibi nya ke Incheon” Kyuhyun yang sudah setangah jalan hendak menghirup teh nya kembali, sontak menghentikan tindakan nya.

“dia bercerita padamu?”

“ya” ujar gadis itu denga nada meminta maaf “sungguh, aku tak bermaksud untuk ikut campur atau apapun Kyuhyun ssi. Tapi Jihyun bercerita dan bertanya-tanya apakah dirinya dan kakak nya hanya sebuah beban untuk ayah nya sehingga—sekali lagi maafkan aku—sehingga kau menyuruh mereka untuk tetap tinggal bersama bibi mereka jika Ahra ssi jadi pindah dari Seoul ke Incheon”

Kyuhyun mengerang dalam hati. Ia tak pernah berpikir jika putri nya akan berpikir seperti itu. Demi Tuhan, alasan Kyuhyun menyuruh mereka tetap pindah ke Incheon mengikuti bibi nya yang akan membuka butik di sana bukan karena mereka adalah beban untuk nya.

“aku tidak pernah berpikir seperti itu Joohyun ssi, sama sekali tidak pernah”

“tentu saja tidak” sambar gadis itu cepat “ tidak ada ayah di dunia ini yang merasa anak nya adalah beban, tapi aku rasa ada baik nya anda berbicara langsung dengan Jihyun dan Joon mengenai masalah ini. Tadi Jihyun juga bercerita sebelum ke sini kalian bertengkar”

Kyuhyun diam untuk beberapa saat sebelum akhirnya bersuara.

“Joon dan Jihyun, aku baru benar-benar bersama dengan mereka sekitar 2 tahun terakhir ini, sebelum nya. mereka hanya bertemu dengan ku tak lebih dari sekali dalam beberapa bulan. dulu aku memang menelantarkan mereka. Joon, Jihyun dan mendiang istriku, tapi alasan ku kini menitipkan mereka pada kakak ku sama sekali bukan karena mereka beban atau apapun”

Gadis itu terlihat terkejut atas pengakuan nya barusan, namun lebih memilih untuk tak berkomentar dan menunggu Kyuhyun melanjutkan cerita nya.

“tapi aku tak akan mengulang kesalahan yang sama. Mereka adalah hartaku yang paling berharga. Tapi tetap saja, perasaan cemas tak bisa merawat mereka dengan baik terus menghantui pikiran ku semenjak Ahra Noona berkata ia akan pindah ke Incheon untuk membuka butik di sana.”

“aku benar-benar takut aku tak bisa membagi waktuku antara pekerjaan dengan anak-anak ku. Aku selalu berangkat pagi hari dan pulang pada malam hari nya. selalu seperti itu sehingga membuatku cemas jika mereka ingin tinggal dibawah pengawasan ku maka tak akan ada yang membuatkan mereka sarapan atau menemani mereka saat malam mulai larut. Aku hanya ingin yang terbaik bagi mereka, dan tetap tinggal bersama dengan bibi mereka adalah salah satu jalan yang bisa aku pikirkan.”

Tak ada yang suara yang menyusul setelah Kyuhyun meluapkan kekhawatiran nya itu. Kyuhyun tak yakin tentang apa yang ada di pikiran gadis itu saat ini. Tapi perasaan tak enak ini. Kyuhyun merasa akan benar-benar gila jika ia tidak menceritakan masalah ini pada siapapun. Dan entah mengapa dari sekian orang yang bisa ia ajak bicara gadis dihadapan nya inilah yang malah menjadi tempat curahan hati nya. ia bahkan sempat menyinggung mendiang istrinya sekilas barusan. Entah apa yang akan dokter muda itu pikirkan tentang nya nanti.

“—aku mengerti perasaan mu Kyuhyun ssi”

Lamunan Kyuhyun buyar seketika.

“apa?”

“Ayahku adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di Seoul. Sama sepertimu, beliau adalah salah satu orang tersibuk yang pernah aku kenal. Dia akan berangkat di pagi buta dan pulang pada saat aku sudah terlelap dalam tidurku “ gadis itu tersenyum tulus, membuat sedikit perasaan tidak enak yang ia rasakan tadi berkurang

“tapi ayah selalu berkata bahwa pekerjaan yang ia kerjakan adalah pekerjaan yang mulia dan semua itu ia lakukan untuk mencukupi keperluan ku, dan lagi ayah selalu menyempatkan menjemputku kesekolah dan mengantarkan ku pulang, membelikanku makanan sebelum akhir nya kembali ke kampus dengan segudang aktivitas lain nya. dan lambat laun aku mulai bisa memahami keadaan itu”

“jadi apa kau ingin aku untuk mengabulkan keinginan Jihyun untuk tinggal serumah bersama mereka”

Gadis itu menggeleng pelan “tidak persis begitu, aku tidak pernah mengatakan mana yang harus kau pilih, pilihan nya terserah padamu. Tapi menurut pandangan ku kau sudah menjalankan tugas mu dengan baik Kyuhyun ssi, jadi semestinya tidak ada yang perlu kau khawatirkan”

“aku melihatmu yang selalu menjaga baik Joon ataupun Jihyun saat mereka berada dirumah sakit. Kau sering terjaga semalaman hanya untuk memastikan apakah demam mereka turun atau membawa pekerjaan mu ke rumah sakit karena tak mau meninggalkan dua malaikatmu itu sendiri. kau hebat Kyuhyun ssi. aku jadi heran kenapa kau meragukan kemampuan sendiri.”

Kyuhyun terpaku mendengarnya. Benarkah? Benarkah ia adalah ayah yang hebat untuk anak-anak nya? “tentu saja itu hanya pandanganku tentang masalah ini, tapi jika kau punya Keputusan sendiri tentu itu adalah hak mu. yang aku sayangkan adalah kau menganggap kau bukan ayah yang baik untuk mereka. Aku tak setuju dengan pendapat mu itu”

Hening lagi, namun hening yang terasa nyaman itu tak mengganggu nya sama sekali. Kyuhun kemudian mendengar suara kursi yang ditarik mundur dan mendapati Seo Joohyun sudah bangkit berdiri dan memandang nya dengan sebuah senyuman dibibir nya. “ini sudah malam Kyuhyun ssi, tidak baik untuk kesehatan mu jika terus terjaga sampai malam, beristirahatlah.” gadis itu merunduk pada nya lalu berjalan melewatinya menuju kamarnya yang ia tempati bersama Jihyun putri nya.

Sebelum akhir nya Kyuhyun teringat sesuatu dan memanggil nama gadis itu “Seo Joohyun ssi”

“ya?”

“terimakasih untuk teh nya, selamat malam”

Joohyun tersenyum dan mengangguk pada nya “sama-sama, selamat malam Kyuhyun ssi”

TBC

A/N : Saya, sejujur nya nggak puas sama part ini, Ada banyak hal yang ingin saya jelasin tapi saya sendiri bingung mau nulis nya gimana soalnya bakalan panjang banget word nya *nangis* Sebenernya ini melenceng dari apa yang ingin saya tulis ketika ide bikin ff ini tercetus. Jadi saya sekarang nulis nya ya oke, ngalir aja kaya air sumber pegunungan. Dan tolooooong, jangan tanya kenapa progres hubungan mamah Seohyun dan papah Kyuhyun terkesan lambat, karena trademark saya memang begitu, maksud nya, yang nama nya cinta itu butuh proses kan? Nah saya mau nunjukin proses nya itu dengan cara yang (semoga) senatural-natural nya tanpa ada paksaan. Jadi dimohon kesabaran nya ya permisaahh, terimakasih sudah mau membaca dan berkomentar ^^
With Warm regards ;
Sherry J – 09.45 AM, On the Cloudy day

7 komentar di “2 Years Without Rain 7

  1. part 8 where are youuuuu ??
    asik ni biarpun udh bca d mcls tpi lbih asik lagi kloo ad part 8 nya….

    WAITING WAITING

    cepet post ya eonn……

  2. Salam kenal author ^^ saya akhirnya terdampar ke blog ini. Izin membaca ff disini. Saya pembaca MCLS sebenarnya tapi sudah cukup lama vakum baca ff seokyu. Dan lagi kangen mereka akhirnya nemu blog ini dan baca ff ini. Bagus ceritanya berharap alurnya akan tetap enak utk diikuti dan progress seokyu akan indah pada waktunya. Fighting author dan secepatnya utk bisa update lanjutannya 😊

  3. Ff ini menarik banget pas pertama aku baca… Akhirnya aku makin penasaran sama kelanjutan ff ini. Bagaimana kyuhyun berusaha merawat anak2nya dan juga pertemuannya dgn sang dokter cantik? Penasaran hubungan mereka kedepannya gimana, author…please kpn lanjutinnya?

Tinggalkan komentar